Bukannya Diberi Sedekah, Tapi Pengemis Cacat Ini Telah Disuruh Wanita Ini Angkut Batu Bata! Namun 10 Tahun Kemudian, Lelaki Cacat Ini Balas Dendam dengan Cara Ini!
3:12 PM
Tidak sedikit orang yang nasibnya kurang beruntung, atau sulit untuk bangkit karena terlahir hidup miskin.
Apa reaksi anda ketika suatu hari hidup anda yang sudah miskin masih
juga dihina oleh orang-orang berada dengan nada sinis dan melecehkan
anda?
Ada seorang pengemis yang mengemis di sebuah rumah sakit, lengan
kanannya sudah patah, terlihat mengibakan, siapapun yang melihatnya
pasti akan memberinya sedekah.
Namun pada saat dia berjalan pulang, ia sekalian mengemis dari satu
rumah ke rumah lainnya, dia bertemu dengan seorang nyonya tua.
“Nyonya, beri saya sedekah..” ujar sang pengemis
Tanpa melirik sedikitpun, sang nyonya berkata kepada si pengemis
sambil menunjuk ke tumpukan bata di depan rumah “kalau nak dapat uang,
kena Kerja Sekarang!
Cepat bantu saya dulu pindahkan tumpukan batu bata dari teras rumah ke halaman belakang”
Si pengemis terpaku seketika mendengar itu, lalu dengan emosi
berkata, “Saya hanya punya satu lengan, tega-teganya Anda menyuruh saya
memindahkan batu bata itu, jelas-jelas Anda sengaja mempermainkan saya,
merasa hebat ya kaya raya!”
Sang nyonya diam tidak menanggapinya, lalu membungkukan badan dan
sengaja menggunakan satu tangannya mengangkat dan memindahkan bata itu.
“Kamu lihat sendiri, tidak harus dua tangan baru bisa kerja. Kalau saya bisa kenapa kamu tidak?” kata sang nyonya.
Melihat itu, pengemis tampak melongo, tak lama kemudian, akhirnya ia
membungkukkan badannya dan mengangkat bata itu dengan satu tangannya.
Dua jam kemudian semua batu bata itu baru selesai dipindahkan, tampak keringat bercucuran di sekujur badannya.
Sang nyonya memberi sehelai handuk putih pada pengemis, kemudian memberinya 100 Yuan.
Saat menerima 100 Yuan, sang pengemis pun meneteskan air mata sambil mengucapkan “Terima kasih Nyonya!”
Tidak perlu berterima kasih, itu adalah upah dari hasil keringatmu sendiri.”
Sejak kejadian itu, tumpukan bata di rumah sang nyonya terus seperti
itu, selalu ada orang yang memindahkan dari teras rumah ke halaman
belakang.
Waktu pun cepat berlalu, 10 tahun kemudian, ada seseorang yang berpakaian gagah dan rapi berkunjung ke taman itu.
Pria itu membungkukkan badannya dan menyalami sang nyonya dengan
tangan satu-satunya sambil berkata, “Seandainya tidak ada nyonya, saya
masih seorang pengemis, tapi sekarang saya adalah direktur sebuah
perusahaan.”
“Andalah yang telah membantu saya menemukan kembali harga diri saya
yang hilang ketika itu, membangun kembali rasa percaya diri saya, jika
tidak ada anda, mungkin saya mungkin masih berkeliaran di jalanan.”
Tampaknya sang nyonya tidak ingat lagi siapa sosok direktur di
depannya ini, sang nyonya hanya mengatakan dengan datar, “Itu adalah
hasil atas jerih payahmu sendiri.”
Direktur berlengan satu ini berencana membantu nyonya dan keluarganya pindah ke kota, menikmati hidup yang nyaman.
Namun nyonya rumah mengatakan, “Kami tidak dapat menerima perhatian
Anda, karena sekeluarga kami semuanya memiliki sepasang tangan.”
Sang direktur dengan tulus bersikukuh, “Nyonya, anda telah membuat
saya tahu apa yang namanya manusia, anda jugalah yang membuat saya paham
apa yang namanya harga diri, rumah itu adalah imbalan yang selayaknya
anda terima atas didikan anda kepada saya.”
Nyonya rumah akhirnya tersenyum, “Kalau begitu, kamu berikan saja
rumah itu kepada orang-orang yang tidak memiliki sepasang tangan!”
Dari cerita ini memberitahu kita sebuah pelajaran bahwa beramal atau
memberi sedekah itu sifatnya sementara. Namun jika mengajarkan seseorang
nilai-nilai kehidupan, itu lebih bermakna.
Nasib setiap orang itu ada di tangan mereka masing-masing, jika
sepanjang hari ia hanya mengeluh dan tidak melakukan apa-apa, maka tidak
ada perubahan dalam hidupnya.
Jangan fokus pada kelemahan kita, tapi tetaplah berjuang dan temukan apa pun yang mampu kita kerjakan!
Sumber Laxco via IniSerius.com and abuazam.pro
Di kemaskini dan Di olah Oleh :Kisah Benar Media Network
0 comments